Ibadah Tradisional dan Kontemporer


Banyak ketegangan antara ibadah kontemporer dan tradisional muncul

karena kita tidak memiliki otot teologis yang kuat untuk menahan keduanya bersama-sama.  Kita perlu menyadari bahwa setiap ibadah itu kontemporer, karena kita melakukannya sekarang.  Dan setiap ibadah itu tradisional karena kita mendasarinya pada iman para pendahulu kita.  Jadi, saya percaya bahwa kita dapat menggunakan musik gereja seutuhnya untuk dunia seutuhnya.

Salah satu alasan mengapa ibadah kontemporer menjadi sesuatu yang sangat memecah-belah, karena banyak orang diberitahu bahwa mereka harus menggunakan gaya musik tertentu atau cara ibadah tertentu agar dapat “menarik perhatian” orang-orang muda.  Tetapi tidak ada satu tempatpun dalam Alkitab… tidak ada… yang mengatakan bahwa kita menyembah Tuhan untuk menarik perhatian orang-orang muda.

Alkitab selalu mengatakan bahwa sembahlah Tuhan karena Dia layak.  Atau menyembah karena Allah itu kudus.  Atau menyembah karena Allah layak menerimanya.  Atau menyembah karena perkara-perkara yang Allah telah kerjakan bagi kita.  Jadi Allah adalah subjek dan sekaligus objek dari ibadah/penyembahan kita. Dan kita akan masuk dalam banyak masalah kalau kita memperlakukan ibadah sebagai utilitarian.  Karena kita tidak lagi menjadi orang-orang yang sungguh meluangkan waktu (judul buku saya) untuk menyembah Allah.

Banyak ketegangan antara ibadah kontemporer dan tradisional muncul karena kita tidak memiliki otot teologis yang kuat untuk menahan keduanya bersama-sama.  Kita perlu menyadari bahwa setiap ibadah itu kontemporer, karena kita melakukannya sekarang.  Dan setiap ibadah itu tradisional karena kita mendasarinya pada iman para pendahulu kita.  Jadi, saya percaya bahwa kita dapat menggunakan musik gereja seutuhnya untuk dunia seutuhnya.